-->

Bahan Ajar: Berita

Salah satu standar kompetensi pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester 1 adalah memahami wacana lisan dengan kegiatan mendengarkan berita. Kompetensi dasar yang diharapkan tercapai pada pembelajaran tersebut adalah siswa mampu menyimpulkan isi berita yang dibacakan.

Agar kompetensi dasar tersebut bisa tercapai, tentunya siswa perlu diperkenalkan perihal yang berhubungan dengan berita.

Pengertian Berita

Kata “berita” berasal dari bahasa sansekerta “vrit” atau dalam bahasa Inggris disebut “write” yang sebenarnya berarti “terjadi” atau “ada”. Beberapa orang juga ada yang menyebut kata ini dengan sebutan “vritta”, yakni “kejadian” atau “yang telah terjadi”.

Sedangkan Berita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa berita adalah sebuah bentuk laporan tentang suatu kejadian yang baru terjadi atau keterangan terbaru tentang suatu peristiwa. Berita juga dapat diartikan sebagai suatu fakta menarik atau sesuatu hal penting untuk diketahui yang biasa disampaikan pada khalayak melalui sebuah media. Namun, tidak semua fakta bisa diangkat menjadi sebuah berita oleh media. Karenanya, setiap fakta akan dipilah dan dipilih antara yang pantas disampaikan ke khalayak umum.


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar sebuah peristiwa bisa diangkat menjadi sebuah berita. Hal yang perlu dipertimbangkan terebut antara lain:
  • Penting; artinya kejadian atau peristiwa yang terjadi dapat mempengaruhi atau berdampak pada kehidupan orang banyak.
  • Besar; yakni sebuah peristiwa yang menyangkut angka-angka dalam jumlah yang besar.
  • Waktu; yakni sebuah peristiwa yang baru terjadi, kekinian, dan belum mengalami pengendapan. Peristiwa baru saja terjadi seperti “Beberapa menit yang lalu terjadi kecelakaan yang sangat dasyat menimpa pesawat Sukoi menabrak sebuah tebing.”
  • Dekat; artinya, sebuah kejadian yang dekat dengan pembaca, baik dari segi emosional maupun segi geografis.
  • Popular, yakni sebuah peristiwa yang memang memiliki tingkat kepopuleran tinggi di kalangan orang banyak. Suatu kejadian akan terkenal ketika itu banyak diperbincangkan oleh khalayak umum / dimana-mana hingga penjuru dunia membicarakan peristiwa itu.
  • Manusiawi; yakni sebuah peristiwa yang memiliki human interest dan mampu memberikan sentuhan perasaan bagi orang banyak. Kejadiannya dapat menyentuh para pembaca atau pendengarnya yang mengetahuinya.
  • Ketegangan; yakni sebuah cara penyajian cerita yang membuat ketertarikan dan keterkaitan suatu wacana. Tulisan atau wacana bisa menggugah perasaan seseorang agar bisa merasakan apa yang disampaikan.

Untuk mengungkap hal-hal tersebut di atas rumus yang biasa digunakan adalah 5W + 1 H. Singkatan dari what, who, where, when, why, dan how. Rumus inilah yang akan menjawab pokok-pokok yang ada dalam sebuah berita.

  1. What (apa) yaitu topik utama apa yang sedang terjadi yang berupa peristiwa atau kejadian. Contohnya : Empat perampok berhasil membobol dua ATM
  2. Who (siapa) yaitu tokoh yang berperan penting atau yang bersangkutan dalam suatu kejadian. Contoh: Heri supomo seorang saksi mata dan tujuh kawannya langsung laporkan kejadian ke kantor polisi terdekat
  3. Where (dimana) yaitu tempat terjadinya suatu peristiwa(TKP). Contohnya: Bank di Jl. A.Yani timur
  4. When(kapan) yaitu waktu terjadinya suatu peristiwa atau kejadian. Contohnya: perampokan terjadi ketika para penghuni terlelap tidur
  5. Why (kenapa) yaitu pertanyaan untuk menguak mengenai peristiwa yang terjadi. “Peristiwa itu terjadi karena perampok-perampok itu sudah mengintai sejak beberapa hari yang lalu”
  6. How (bagaimana) yaitu pertanyaan untuk mengetahui keadaan bagaimana sebuah peristiwa terjadi. Contohnya “ jeritan histeris menyelimuti rumah duka yang sedang menyambut kedatangan almarhum.”
Menyarikan Pokok-pokok Berita menjadi Isi Berita

Untuk menyarikan sebuah berita ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
  • Pilihlah pokok berita (unsur 5W+1H) yang ingin diutamakan! Jika ingin menonjolkan unsur when, letakkan unsur tersebut di bagian awal! 
  • Rangkaikan pokok-pokok berita tersebut ke dalam beberapa kalimat! Gunakan pemarkah (penanda) penghubung antarkalimat, seperti kata penghubung, frasa (kelompok kata), atau klausa, agar hubungan antarkalimat menjadi lebih runtut. 
Menyimpulkan Isi Berita

Simpulan isi berita merupakan pendapat akhir berdasarkan isi berita yang didengarkan. Agar dapat menyimpulkan isi berita dengan baik, seorang pendengar harus dapat menentukan isi berita yang paling penting (sari berita). Sari berita biasanya sangat erat kaitannya dengan judul. Kesimpulan isi berita mengandung empat unsur, yaitu judul berita, sumber berita, pemarkah (penanda) “bahwa”, dan sari berita. 

Mari kita cermati berita berikut:
Kuningan (ANTARA News) - Lima pendaki asal desa Gempol, Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang tidak berpengalaman, dilaporkan tersesat di Gunung Ciremai. Mujuri, salah seorang orangtua dari kelima pendaki yang tersesat saat menunggu di Pos pendakian Linggarjati Kuningan, Minggu, kepada wartawan mengatakan, anaknya berangkat dari Rajagaluh Kamis (31/12/2009) bersama empat temannya yang masih tetangganya.Menurut Mujuri, kelima pendaki yang tersesat itu adalah Budiman (25), Muha (22), Wahyu(17), Nila (18), dan Maskom (22).
"Mereka sangat minim pengalaman mendaki gunung. Mereka hanya modal nekat tanpa memperhitungkan akibatnya," katanya. Kabar terakhir dari anaknya yang diterima Mujuri melalui layanan pesan singkat (SMS) menyebutkan bahwa mereka berada di puncak gunung sebelah Utara diperkirakan di daerah Paniis, Mandirancan.Tiga diantara mereka sekarang sakit, persediaan makanan sudah habis, tidak membawa obat-obatan, sementara perlengkapan pendakian juga minim. Sukardi, seorang penjaga di Pos Pendakian Linggarjati mengaku, kelima orang itu mendaki tidak melalui pos resmi sehingga pihaknya sulit mengetahui identitas dan posisi para pendaki.
"Pengelola telah menyediakan tiga Pos Pendakian resmi, seperti pintu masuk utama Pos Pendakian Linggarjati, Palutungan, dan Apuy Majalengka. Dari ketiga pos itu, Apuy yang sering ditutup karena kabutnya tebal sehingga berbahaya bagi pendaki," katanya. Cuaca saat ini sangat buruk di puncak gunung, sering hujan deras, serta sering diselimuti kabut tebal yang membahayakan pendaki, terlebih yang tanpa dibekali perlengkapan memadai, katanya. "Pendaki amatir lokal sering masuk ke jalur tidak resmi itu, sangat berbahaya selain tidak diketahui identitasnya, waktu di atas puncak gunung keberadaan mereka tidak jelas," katanya. Terkait tersesatnya lima pendaki tersebut, 19 orang anggota Tim SAR sudah dikerahkan. Rombongan pertama SAR sudah diberangkatkan Sabtu kemarin pukul 16.00 WIB. Rombongan kedua berangkat pada hari yang sama sekitar pukul 23.00 WIB. Sedangkan rombongan ketiga diberangkatkan hari ini pukul 00.00 WIB berjumlah 11 orang, 9 di antaranya dari Cirebon dan dua orang dari Pengelola Pendakian Gunung Ciremai.
 (
Sumber: http://www.antaranews.com, dengan pengubahan)

Coba kita terapkan rumus 5W + 1 H untuk mengungkap pokok-pokok berita tersebut:

  
Unsur
Pertanyaan Pemandu
Pokok Berita
What
Apa yang diberitakan?
Lima orang pendaki gunung tersesat
Who
Siapa yang tersesat?
Budiman (25), Muha (22), Wahyu(17), Nila (18), dan Maskom (22).
When
Kapan mereka tersesat?
Mereka berangkat hari Kamis, 31 Desember 2009. sampai tanggal 3 Januari 2010 belum ditemukan.
Where
Di mana mereka tersesat?
Di Gunung Ciremai
Why
Mengapa mereka tersesat?
-          mereka belum berpengalaman
-          perlengkapan pendakian minim
-          Cuaca saat ini sangat buruk di puncak gunung, sering hujan deras, serta sering diselimuti kabut tebal yang membahayakan pendaki
How
Bagaimana upaya menyelamatkan para pendaki?
Sembilan belas orang anggota Tim SAR sudah dikerahkan.


Dengan melihat hasil pencermatan itu berita tersebut di atas bisa disimpulkan sebagai berikut:
Lima orang pendaki gunung, yakni Budiman (25), Muha (22), Wahyu(17), Nila (18), dan Maskom (22) tersesat di Gunung Ciremai. Sejak berangkat tanggal 31 Desember 2009 sampai tanggal 3 Januari 2010 mereka belum ditemukan.  Mereka tersesat karena kurang berpengalaman, perlengkapan minim, dan cuaca sangat buruk. Sembilan belas orang anggota Tim SAR sudah dikerahkan untuk menemukan mereka.

Terakhir untuk mengetahui pemahaman para siswa terhadap materi di atas, cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan beriku:
  1. Apa yang dimaksud dengan berita?
  2. Kapan suatu kejadian layak dijadikan sebagai berita?
  3. Bagaimana kita bisa menentukan pokok-pokok berita?
  4. Sebutkan dua hal yang harus diperhatikan dalam menyarikan berita!
  5. Coba cermati teks berita berikut, lalu  simpulkan beritanya!
SUKOHARJO (KRjogja.com) - Tingginya permintaan ayam potong membuat harga di pasaran ikut terkerek naik. Dari sebelumnya pada kisaran Rp 24 ribu per kg sampai Rp 25 ribu per kg kini menjadi Rp 27 ribu per kg sampai Rp 28 ribu per kg. Sedangkan untuk satu ekor ayam potong jawa utuh ukuran besar Rp 100 ribu per kg dan ukuran kecil Rp 40 ribu per kg.
Apabila para pedagang selama lebaran mampu menjual 15 ekor maka pada saat ini bisa menembus 30 ekor sampai 45 ekor per hari. Salah satu pedagang ayam lainya, Darmi mengatakan, peningkatan permintaan terjadi sejak H+2 lebaran. “Diperkirakan akan terus berlanjut sampai H+7 nanti,” ujar Darmi di Sukoharjo, Senin (28/8).
Pedagang ayam di Pasar Kartasura Giman mengatakan ayam yang dijual ini didatangkan dari peternakan di Sukoharjo. Sehingga menjamin kesehatan kondisi ayam yang dijual. “Sebelum ayam dijual berikan makan. Jadi tidak ada ditemukan ayam yang dijual kondisinya sakit,” jelasnya.
Menurut dia, untuk harga ayam saat ini memang mahal karena dipicu banyaknya permintaan dan jumlah ayanm sedikit. “Lumayan bisa untung banyak dan kondisi seperti ini hanya terjadi pada saat lebaran saja,” lanjutnya. (M-7)
(sumber materi: http://www.anneahira.com/berita-17230.htm)

0 Response to "Bahan Ajar: Berita"

Posting Komentar

ads midle