Waktu Sahur
wangi kabut marasuk
lewat pori-pori menyapa
:saatnya menghirup udara di
pusaran bulan mega menguning jinggga
saat semua pucuk tegak menengadah
kaku tiada bergerak
sementara pungguk tak lagi merindukan bulan
suaranya tertelan di keteguhan alam
lurus tiada gerak
dalam alunan dzikir menghunjam
hati. Mengiris kurap yang melekat pekat
meski sakitnya tak terperikan
sepi itu harus dijemput
bisul itu harus diangkat
nanah itu harus pecah
: Tak kuasa menghadap dengan wajah tercemar noda
tubuh berlumur lumpur
mata berkaca buram cahaya
wangi kabut memudar
meski kejora belum ingin menghilang
dan dipersimpangan jalan
tegak lurus menengadah semua alam
aku kembali membilang
beratus berjuta kedengkian
membuncah warna keruhnya
mengharu biru dikesunyiaannya
:aku menangkap
cahyanya dikesejukan aroma kabut yang kian memudar
mengantarkan kembali aku ke alam
0 Response to "Waktu Sahur"
Posting Komentar